“Mama, nanti kita ke taman kupu-kupu
lagi ya.”
Taman kupu-kupu adalah nama karangan Anggita untuk menyebut sudut tanah kosong yang ditumbuhin rumput dan bunga-bunga liar di dalam lingkungan perumahan kami. Kalau sekarang sih ada lagi taman kupu-kupu, yaitu taman di Blok O-P yang indah, penuh dengan warna-warni bunga kertas.
Taman kupu-kupu adalah nama karangan Anggita untuk menyebut sudut tanah kosong yang ditumbuhin rumput dan bunga-bunga liar di dalam lingkungan perumahan kami. Kalau sekarang sih ada lagi taman kupu-kupu, yaitu taman di Blok O-P yang indah, penuh dengan warna-warni bunga kertas.
Semuanya berawal dari hobby jalan pagi. Suatu ketika, pas jalan-jalan, kami
melihat beberapa kupu-kupu beterbangan di situ. Tanpa saya sangka, Anggita,
balita 3,5 tahun ini kegirangan dan antusias berkata
“Mama, kita menemukan taman
kupu-kupu. Kupu-kupu senang bunga kuning itu..”
“Papa sih, bunga di rumah Anggita
dipotong, jadi kupu-kupunya sedih, dia nggak main di taman Anggita, tapi main
di sini ya, Ma.”
“Iya..” saya tersenyum sambil mulai
tergoda untuk memotret kupu2 yang beraneka warna.”
Saking antusiasnya saya lupa bahwa
pastilah kupu-kupu akan terbang bila didekati.
“Yach, terbang deh, Mama nggak bisa fotoin kupu-kupunya.” Kata saya sedikit kecewa.
“Mungkin kupu-kupunya kaget, jadi
mama harus mengendap-endap untuk bisa memfotonya.” Kata Anggita yang membuat
saya tersenyum dan kagum dengan kosa
kata “mengendap-endap” dan solusi yang ditawarkannya.
Apalagi gayanya menasehati “Nggak
usah dikejar Ma, dia lebih cepat terbang jauh !”
“Bagaimana kalau mama pakai bunga
begini, seperti aku, nanti kupu-kupu itu mungkin akan datang ke Mama.”
Inilah salah satu kegiatan yang kami lakukan saat
jalan-jalan. Anggita selalu suka dan ceria menikmati aktivitas jalan-jalan
pagi. Jalan-jalan pagi ini jadi momen spesial bagi kami karena meskipun hampir
sama rutinitasnya tapi ternyata selalu ada banyak hal-hal menarik baru yang kami temui hingga tak membosankan
Anggita kuat jalan lho, dan nggak pernah rewel karena
lelah/bosan. Kalau lelah, Anggita akan berhenti untuk main ayunan.Berayun-ayun,
atau memandang dari ketinggian sepertinya menjadi hal menakjubkan buat si
kecil, tapi adakalanya kami istirahat duduk-duduk sambil melihat sekitar bahkan
memandang awan. Anggita sangat suka mengamati bentuk awan, dan kadang lucu juga
mendengarnya berkata, itu awan bentuk hati, seperti kelinci, dinosaurus, dan
kami merasa bahagia bisa cerita sambung menyambung sambil memotretnya.
Interaksi anak dan orang tua sangat penting. Jalan-jalan
pagi bisa jadi momen spesial bagi mama
dan anak bila itu dilakukan dengan sepenuh hati. Selain membuat badan sehat,
jalan pagi juga membuat hubungan mama-anak makin dekat dan membuat bahagia.
Saat jalan pagi bersama anak, bisa jadi saat yang tepat bagi mama untuk
menunjukkan cara menjadi aktif dan kreatif, misal memungut bunga dan daun
kering yang jatuh dan menjelaskan, tentang apa saja yang bisa dibuat dari daun
dan bunga tersebut, seperti dirangkai jadi mahkota, dan sebagainya. Biasanya
anak akan meniru dan kemudian mendapat ide lain dari bahan tersebut.
Bagaimana
pun orang tua/mama adalah role model yang akan ditiru anak.
Saat jalan-jalan/ duduk beristirahat
berdua mama juga punya kesempatan untuk benar-benar “mendengarkan” anak.
Menjawab pertanyaan anak, memenuhi rasa ingin tahu dan penasaran anak dengan
jawaban yang baik serta penuh kesabaran. Sebaliknya Mama juga bisa menanyakan
sesuatu yang menarik minat anak. Misalnya saat si kecil berkata :
“Lihat, Ma,ada kucing kecil !”.
“Oh, iya, sedang apa ya dia ?” Saya suka memberi pertanyaan terbuka agar
Anggita terpancing mencari jawaban dan terbiasa bercerita, bahkan dia bisa
berimajinasi, seperti jawaban Anggita ini
“Kucing kecil itu sedang cari makan,
atau mungkin lagi cari-cari mamanya.”
“Oh, sedih ya, kemana ya induknya ?”
(Saya sengaja mengganti kata mama dengan induk)
“Mungkin yang tadi barusan lari, kan
warnanya sama.” (Anggita sudah bisa berpikir dan beranalogi yang warnanya sama
itu induknya)
Pertanyaan terbuka akan mendorong
anak untuk menganalisa sesuatu sesuai kemampuan dan rentang usianya, dan ketika
kita menanggapi/ mengapresiasi jawabannya, anak akan makin percaya diri, dan
tertantang untuk terus bercerita sesuai dengan apa yang dia pikirkan dan
rasakan.
Sebaiknya tak usah mempermasalahkan
jawaban yang berbeda dan tak biasa.
Dengarkan pendapat anak, jangan
menyalahkan, memotong dan meremehkan, meskipun jawaban atau kalimat yang keluar
dari mulutnya seringkali terdengar lucu dan aneh di telinga kita. Perhatikan
semua celotehnya dan coba berdiskusi untuk memperluas wawasannya. Membiarkan anak bercerita dan mengungkapkan
apa yang ada di hati dan pikirannya adalah langkah awal dukungan kita agar anak
percaya diri dan selanjutnya akan menjadikannya anak aktif dan kreatif
Anak akan meningkat rasa percaya
dirinya karena kita mendukung, mendengarkan, memperhatikan sungguh-sungguh
aktivitasnya. Rasa percaya diri ini akan menjadi tonggak utama kreativitas anak
Menurut Dra Lina E Muksin, M.Psi
seorang Psikolog & HR Consultant, beberapa ciri anak kreatif adalah :
selalu ingin tahu, minatnya sangat luas, percaya diri, berani mengeluarkan
pendapat, berani beda, berani mengambil resiko, spontan dan petualang.
Ada hipotesis yang mengatakan bahwa
anak cerdas belum tentu kreatif, tetapi anak kreatif sudah pasti cerdas, dan
kabar bahagianya adalah semua anak mempunyai potensi kreatif, jadi kreativitas
anak bisa ditumbuhkan dan dikembangkan
Masalahnya sekarang tinggal kita
sebagai orang tua, dan juga budaya keluarga sebagai lingkungan terdekat anak
mendukung anak menjadi anak aktif dan kreatif atau tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar