Senin, 16 September 2019

Rafflesia Patma, Si Bunga Langka

Pagi 16 September, saya melangkahkan kaki ke Kebun Raya Bogor. Sendirian, agak deg-degan juga sih.

Meskipun udah sering ke Bogor dan beberapa kali ke Kebun Raya, tapi sebenarnya saya takut nyasar kalau pergi sendiri, xixixi. Entah kenapa, sulit sekali menghafal jalan. Bismillah, naik Commuter line, terus naik angkot 02. Kok nggak naik transportasi online ? (Duh...HP saya memorinya full, nggak bisa pasang apps, lagi pula saya jarang pergi *wis lah nggak usah dibahas)

Alhamdulillah, sampai di Gerbang Utama, Beli tiket masuk 15 ribu rupiah.  Disambut petugas persewaan sepeda. Ya, banyak yang nyewa sepeda 20 ribu per jam. Ada juga mobil wisata (yang sayangnya baru jalan kalau ada 16 orang). Kebetulan hari Senin, pengunjung sepi, ya udahlah mending jalan kaki.

Tahu nggak, kenapa saya niat ke KRB kali ini ? Gara-gara baca berita Bunga Rafflesia mekar. Ini bunga langka, yang mekarnya pun dalam waktu yang terbatas. Dari info yang saya baca, bunga ini pertama kali mekar di KRB tahun 2010, kemudian tahun 2012 (hasil googling).

Nah demi itu semua, saya ada di sini. Jalan kaki ngikutin papan petunjuk (lumayan jauh, di papan tertulis 850 m),
tapi nggak berasa sih, karena sejuk dan banyak yang bisa dinikmati.

Akhirnya sampai. Ternyata lumayan rame pengunjung di tempat ini mengerubungi  bunga yang jauh di dalam pagar.

Ini dia, bunga yang bikin saya  penasaran. Alhamdulillah, senang bisa dapat kesempatan menyaksikan mekarnya bunga langka, Rafflesia Patma Blume.


Selasa, 28 Mei 2019

Kajian Dhuha : Etika Dalam Rumah Tangga

Setelah membahas hukum-hukum dalam pernikahan, kajian Dhuha tadi pagi membahas tentang Etika-etika Berkeluarga.

Etika-Etika Berkeluarga :
1. Tidak membenci pasangannya kecuali dalam hal yang bersifat maksiat. Hadist Nabi : "Tidaklah seorang suami apabila  membenci salah satu tabiat istrinya maka ada sebagian yang disukai."

Cinta (mawaddah) ini akan melahirkan sakinah (ketenangan)

Kalau pasangan melakukan maksiat yang dibenci adalah perbuatan maksiat tersebut bukan diri orangnya.

Pasangan yang mencintai karena ada alasan. Dalam berkeluarga selalu akan kita temui hal-hal yang tidak kita sukai, tapi juga akan menemukan alasan mencintai.

Rasulullah SAW sangat mencintai Khadijah karena 3 alasan :
1. Ia yang pertama percaya dan beriman kepada Rasulullah SAW
2. Ia memberikan hartanya
3. Ia memberikan anak.

Jadi mencintai seseorang itu selalu memiliki alasan. Hidup selalu beralasan. Bila cinta tanpa alasan maka logika bisa bertentangan dengan emosi - kacau.

Dari 3 alasan Rasulullah SAW mencintai Khadijah ini kita bisa melihat konteks mempertahankan cinta :

Pertama, percaya tindakan dan perkataan suami. Kalau sudah tidak percaya rentan bubar.
Saat ini, ketika perkembangan teknologi dan informasi melesat yang tergerus pertama kali adalah kepercayaan.

Pernikahan dalam Islam berdiri di atas kepercayaan. Harus percaya full.

Kedua : Memberikan harta.
Rumusan : Bila ingin mendapat tempat lebih, memberilah lebih.
"Tahaddu tahabbu" saling memberilah, maka akan saling mencintai."

Alangkah baiknya bila wanita memiliki penghasilan. Ini bukan masalah nafkah, tapi agar bisa memberi ke keluarga.
Cinta itu memberi : harta, peluang, perhatian, dukungan, dsb.

Ketiga : Anak bagian dari sumber cinta suami ke istri, tapi ketika istri mandul bukan alasan untuk bercerai.

2. Menghormati pasangan, termasuk dalam hal panggilan. Tidak boleh manggil istri "Mbrot". Tidak membentak,  berwajah masam. Ini seperti yang sudah dibicarakan dalam hukum pernikahan : Berlaku ma'ruf.
Etika ini adalah hal-hal yang tidak bisa diukur.

Kalau bisa menjalankan etika sebesar 50 % saja maka rumah tangga bisa seperti surga.

Hubungan Rumah Tangga adalah hubungan akad (semua kebaikan muncul karena akad) dan hubungan ini bisa berubah. Tidak seperti hubungan anak dan ayah yang tidak bisa berubah, jadi harus dijaga betul. Salah satunya dengan mengalah.

3. Selalu Menggembirakan Pasangan.

Salah satu ciri istri shalihah : Bila kau perintah taat, menampakkan wajah berseri/menyenangkan. Jika kau pergi bisa menjaga diri dan keluarga.

Laki-laki bertahan karena rasa nyaman. Kalau perempuan bertahan bisa jadi karena banyak pertimbangan (nafkah, anak, dsb). Laki-laki nggak, kalau sudah merasa nggak nyaman ya sudah mending udahan.

Harus tahu apa yang membuat pasangan nyaman, terjadi saling menyesuaikan. Agak susah bila tidak sekufu.
Bila sekufu = sama maka tidak perlu saling menyempurnakan.

Perbedaan bisa memicu pelanggaran hukum. Bila melanggar etika yang timbul adalah ketidaknyamanan. Misal suami pinter bangeet, istri lemot, terus suami ngomong "Gitu aja nggak ngerti." Kalau respon istri "Iya, ih, aku kok lemot ya." Nggak terjadi masalah. Masalah terjadi kalau istri ngambek, jadi nggak taat. Ini masuk ke ranah hukum, menjadi dosa.

Senin, 20 Mei 2019

Kajian Dhuha

Bismillah,
Setiap Selasa dan Kamis selama Ramadhan, Majelis Taklim Al Ikhlash mengadakan kajian Dhuha yang dibawakan oleh Ustadz Muhsinin Fauzi, Lc., MSI.

Selasa lalu kajiannya sampai di pembahasan Hukum Pernikahan, bab "Hak dan Kewajiban Pasangan."

Ini catatan Kajian Dhuha, Kamis, 16 Mei 2019 dan Selasa, 21 Mei 2019.

Pernikahan adalah akad seumur hidup. Akad berjalan baik bila terjadi pemenuhan hak dan kewajiban.

Seperti akad jual beli, dalam akad nikah kedua pihak mendapat benefit)/ sama-sama beruntung, terpenuhi kebutuhannya.

Beberapa dasar dalam memahami hak dan kewajiban dalam pernikahan :
1. Berdiri di motif ibadah.
2. Kewajiban dalam rumah tangga tidak berhubungan langsung dengan hak yang diterima. Jadi taat istri pada suami tidak tergantung besarnya nafkah yang diberikan dan suami menafkahi istri bukan tergantung pelayanan dan ketaatan istri.
3. Ada Cinta.
Cinta ini yang menjadikan kehidupan berkeluarga itu unik. Cinta bisa mempengaruhi eksekusi hak dan kewajiban pasangan. Nggak saklek.  Hubungan tidak hitam putih. Dalam rumah tangga terjadi kompromi. Orang boleh melakukan yang bukan kewajiban. Boleh juga menggugurkan haknya hingga pasangan yang memiliki kewajiban tidak berdosa. Tindakan dalam pernikahan bukan melulu tindakan hukum. Separuhnya adalah tindakan cinta.
Kenapa istri masak ? Bisa jadi karena cinta, bukan karena perintah agama.

Rumah tangga itu meski secara hukum benar, kalau pasangan merasa tidak suka ya bisa bubar. Sebaliknya, meski secara hukum salah tapi pasangan menggugurkan haknya karena cinta ya bisa tetap bertahan, karena tidak merasa didzalimi.

Kalau berkaca pada rumah tangga Rasulullah SAW, hidup berkeluarga itu simple. Ada gesekan/konflik tapi sedikit dan cepat selesai, karena keluarga Rasulullah itu diisi oleh suami shalih dan istri-istri shalihah. Itu sebabnya perlu memperhatikan pemilihan pasangan yang sekufu. Kuncinya mau mengalah, bisa menahan emosi. Emosinya tertata oleh agama.

Hak istri atas suami = Kewajiban suami atas istri

*Bersifat harta (materi) :
Mahar dan Nafkah.

1. Mahar : wanita yang semakin sedikit maharnya semakin baik. Mahar ini menjadi milik si wanita/istri, bukan milik keluarga/orang tuanya dan tidak bisa diambil alih lagi oleh suami. Mahar adalah konsekuensi bukan termasuk rukun nikah. Akad nikah sah tanpa mahar.

2. Nafkah : ongkos Rumah Tangga.
Kewajiban suami adalah mencukupi semua kebutuhan (bukan keinginan/rumah tangga. Dalam Islam, tidak disebutkan besarnya angka. Batasnya adalah sampai hidup layak.  

Kebutuhan Rumah Tangga : rumah, makanan, pakaian, kesehatan. Kemudian kebutuhan-kebutuhan itu berkembang (muncul karena kondisi) misal pendidikan, komunikasi (smartphone), sosialisasi. Bagi wanita perkotaan perlu budget untuk ngumpul bareng teman, atau ke salon 😀

Besar nafkah menyesuaikan. Kalau kebetulan si istri anak orang kaya yang setiap hari biaya makannya 200 ribu, ya suami memberinya segitu. Biaya pakaian juga mengikuti. Dulu berapa kali dalam setahun dibelikan pakaian oleh orang tuanya. Beli tiap bulan 😂 Berapa banyak ? 3 😀 Bahkan kalau si istri anak orang kaya yang nggak bisa melayani diri sendiri karena dari kecil orang tuanya menyediakan pembantu maka harus disediakan pembantu.

Kalau suami mampu, hukumnya wajib memenuhi itu. Kalau nggak mampu maka istri wajib menerima ketidakmampuan itu. Makanya ada kesepakatan di awal pernikahan yang menjadi titik temu. Biasanya kalau shalih ketemu shalihah maka akan mudah. Allah tautkan hati keduanya hingga saling rela menerima.

Jadi solusinya bukan istri ikut kerja mencari nafkah. Istri tidak punya kewajiban menafkahi rumah tangga. Penggunaan uang istri untuk mencukupi kebutuhan keluarga/nafkah itu tidak boleh. Perlu dibahas tuntas. Apakah ini diberikan sebagai utang atau hadiah. Kalau istri anggap itu sebagai utang ya harus dibayar kalau suami sudah mampu (istri pelit yang nggak mau berbagi, xixixi)
Ya, nggak pa pa, itu hak istri.
Uang penghasilan istri adalah hak istri sepenuhnya. Sedangkan di dalam uang penghasilan suami sebagian ada hak istri (Sebagian ya, sesuai jatah nafkah). Jadi bukan uang suami otomatis uang istri. Kalau suami punya penghasilan 20 juta. Kebutuhan nafkah yang disepakati 10 juta, itulah hak istri. Kalau suami ngasihnya duit amprokan (semua penghasilan) gimana ? Ya ditanyakan lagi. Kebutuhan kita bulan ini segini, kalau kurang bisa minta lagi nggak ? Kalau lebih harus dibalikin nggak ?
Yang jelas ada kesepakatan dan saling ridha.

Jika suami mampu tapi pelit, tidak mau mencukupi nafkah maka boleh minta cerai - ini alasan syari

*Bersifat non materi :
1. Mendapatkan Perlakuan Yang Ma'ruf
(Seluruh tindakan yang membuat isteri nyaman) : memuliakan, memperlakukan dengan baik (tidak menghina, memanggil dengan panggilan baik, tidak mendzolimi, tidak bermuka masam, tidak bersuara keras).
Rasulullah SAW waktu marah sekalipun tidak pernah bersuara keras.
Mendzolimi itu misalnya setiap hari harus membersihkan rumah segede lapangan bola.
Semua kembali ke rasa nyaman.
Suami/istri yang bersuara keras, nggak romantis bikin nyaman nggak ? Harus clear, ketemu polanya.
Dasar hubungan : ibadah, hukum, cinta (masing-masing merelakan) terus jalan aja. Suami dan istri saling memperlakukan pasangannya dengan ma'ruf.

Kalau dapat perlakuan tidak ma'ruf dan merasa nggak nyaman maka ini bisa jadi alasan syari untuk cerai.

2. Mendapat Pendidikan.
Istri harus paham dasar-dasar agama. Suami yang wajib mendidik atau menyediakan budget untuk pendidikan. Suami diasumsikan udah selesai, (paham dasar agama). Kalau belum, istri tidak wajib mendidiknya. Yang wajib mendidik suami adalah orang tuanya. Hanya saja sebagai muslim bila melihat kemunkaran di depannya maka ia harus memperbaiki.

3. Mendapat Penjagaan Atas Kehormatannya/Mendapatkan Kepuasan (Nafkah batin)

Ini adalah point penting pengendali keutuhan keluarga. (Penting, tapi jarang diungkapkan).

Kalau hubungan batin suami istri kokoh, meski finansial kacau, banyak konflik, biasanya rumah tangga tetap akan berjalan. Ini adalah ikatan akhir.

Kalau hubungan batin lemah maka  keluarga mudah goyah.

Islam menghargai hak wanita atas kepuasan batin ini.

Hadist Rasulullah SAW : Suami tidak boleh menyelesaikan sampai istri menyelesaikan (sama-sama puas).
Islam memberikan hak yang sama pada suami dan istri, tapi seakan-akan istri jadi kalah2an dengan hadist : Apabila seorang istri tidak memenuhi panggilan suaminya, akan dilaknat.

Ini karena wanita bisa menahan hasrat dan tidak berakibat apa-apa, tetapi kalau laki-laki tidak bisa (berpeluang melakukan hal buruk). Bagi suami shalih banyak nahan bisa kena prostat.

4. Mendapat Pelayanan.
Pelayanan ini kembali ke nafkah.
Jika ada istri tidak bisa melayani diri sendiri karena sakit/status sosial (misal kalau nyuci piring jadi gatal-gatal 😮) suami wajib memberikan pelayanan atau menyediakan pembantu.

Terus yang benar yang mana ?
Rasulullah SAW suami terbaik, beliau melayani diri sendiri, membantu istri, romantis, nggak pelit (dermawan). Aisyah diberi pembantu karena Aisyah putri Abu Bakar yang kayanya tak terkira itu nggak bisa melayani diri sendiri. Lain halnya dengan istri nabi lainnya atau Fatimah, putri Rasulullah yang dibiarkan melayani suaminya Ali. 

Temukan  pola yang disepakati, tergantung adat istiadat. Di Indonesia, adatnya istri melayani suami meski menurut ulama salaf kewajiban istri itu cuma 2 :  Taat suami dan melayani suami di ranjang.

Rumah tangga itu unik, bukan melulu masalah hukum. Ada hal yang saling tarik menarik. Maka perlu menemukan pola yang cocok, disepakati bersama dalam upaya ketaatan beribadah.

Jadi emak2 new taubater (yang baru ngerti ini saat udah nikah puluhan tahun) dan nyaman dengan pola rumah tangganya yang berisi kesibukan masak,  beresin rumah dan tugas melayani lainnya, jangan sampai sepulang ngaji mendadak nangkring seharian 😮😮 terus bilang kata Ustadz, masak, ngopeni omah itu bukan kewajibanku. Mari berlomba-lomba saling memberikan manfaat melalui peran kita. Insya Allah yang kita lakukan dengan rela ini bernilai kebaikan.

Insya Allah, hari Kamis, 23 Mei 2019, pukul 07.30, kajian Dhuha ini akan kembali diadakan di Masjid Al-Ikhlash. Silakan datang ya...

Rabu, 29 Agustus 2018

Detoks Asik Dengan NATSBEE Honey Lemon

Pukul setengah tujuh pagi ini, seperti pagi biasanya di weekdays, saya menutup pagar setelah memandang punggung si Mas menjauh. Rumah sepi, anak-anak menjalani hari aktifnya di sekolah. Saya menuju bak cuci piring. Onggokan gelas, piring, panci, sudah menunggu. Tadi  cuma masak 1 macam sayur plus 1 lauk, tapi ada 10 item yang harus saya cuci.

Sambil mencuci piring saya nyengir ingat pernah baca cerita "Seandainya sebelum menikah, seorang wanita tahu dia harus mencuci ribuan piring setelah berkeluarga, mungkin dia akan menyerah". Ahahah, pssst, jangan dibocorin ya. Kalau dihitung-hitung mungkin memang benar lho, selama 22 tahun menikah, bisa jadi saya ini udah mencuci ribuan piring.

Berita baiknya, Alhamdulillah, saya diberi Allah sehat, segar, bugar dan kemampuan untuk melakukannya dengan bahagia, plus masih kuat melakukan aktivitas lainnya. 

Aktivitas lainnya itu apa ? Ya segala macamlah. Saya, emak super malas eh santai aja juga punya aktivitas segambreng, apalagi emak yang rajin. Semua ibu rumah tangga nggak ada yang nganggur, karena nyatanya banyak yang harus dikerjakan di rumah. Awas ya, kalau ada yang bilang ibu rumah tangga itu nggak kerja ! Ops...bisa murka para aktivis ini.

Stop, udah, percaya aja deh, semua ibu sudah pasti sibuk, rempong. Nggak usah diceritain aktivitas segambrengnya para ibu itu. Kalem, mending buka kulkas, ambil NATSBEE Honey Lemon, duduk manis, nikmati kesegarannya. Jujur, sebenarnya baru sebulan ini saya kenal NATSBEE. Awalnya tertarik karena ada madu dan lemonnya. Pas udah nyobain, saya langsung jatuh cinta. Rasanya segeer madu lemon banget, kaya vitamin C pastinya ya.


Madu dan lemon, dua sejoli yang mendukung saya menjalani hari aktif.

Madu adalah makanan yang baik, bahkan Rasulullah SAW menganjurkan kita meminum campuran madu dan air ketika pagi. Madu lebih cepat berdifusi dengan darah saat madu dicampur dengan air hangat selama 7 menit. Madu sangat baik untuk membantu dan mengatur peredaran darah. Madu juga dapat membersihkan darah karena energi yang banyak tersimpan di dalamnya mampu membantu pembentukan sel-sel darah baru. Khasiat lainnya untuk perbaikan jaringan dan penambah stamina tubuh. Meskipun manis, jumlah kalorinya lebih rendah bila dibandingkan gula biasa, jadi nggak bikin nambah berat badan (sumber : Buku Sehat Tanpa Obat Ala Rasulullah SAW, Nunu El Faza, Kalil)


Dalam QS An Nahl 68-69 : ".....Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia...."
Jadi saya percaya akan khasiat madu dan saya berusaha ikuti Sunnah Rasulullah SAW.

Kalau lemon gimana ? Ehm, maksudnya khasiat hebatnya ? Saya pakai lemon buat detoks sih. Itu salah satu manfaat lemon yang nge-hits. Diet detoks lemon sudah terbukti dapat menurunkan berat badan dan mengeluarkan racun dalam tubuh (detoksifikasi).

Seperti madu, khasiat lemon juga beragam, antara lain untuk kesehatan pencernaan, metabolisme tubuh, hati, ginjal, bahkan sebagai anti kanker. (Sumber : Buku Khasiat Lemon, Hindah Muaris, Gramedia).

Beneran nggak sih ? Coba dan buktiin sendiri. Kalau saya sih iyees. Kalau mau praktis ambil eh beli NATSBEE Honey Lemon. Banyak kok di toko/swalayan, harganya enam ribuan aja. Beli sekalian banyak pas belanja bulanan. Simpan di kulkas, buat stock. Praktis ekonomis, dan yang pasti segernya bisa membersihkan hari aktif kita.

Terima kasih ya, sudah berkenan mampir, semoga ada manfaatnya. Yuuk kembali beraktivitas, karena sesungguhnya rutinitas kegiatan/tugas kita sehari-hari adalah ladang ibadah kita. Bersyukur masih diijinkan Allah untuk memiliki kesehatan dan kemampuan beraktivitas yang baik. Ini karunia yang sangat berharga. Aset yang harus kita jaga sepanjang masa, agar kita bisa tetap beraktivitas dengan ikhlas, menjalani hari aktif dengan #AsikTanpaToxic


Minggu, 26 Agustus 2018

PITULASAN : SPORTIF, SMART, HAPPY


Seringkali memang harus ada yang bersedia berlelah payah menyelenggarakan perhelatan untuk ajang silaturahim dan mensyukuri karunia kemerdekaan. Dari sini kelihatan banyak bakat, potensi warga dari aneka lomba ketangkasan dan seni budaya yang diadakan.

Tadinya krucil ini udah mau ikut lomba menyanyi, tapi entah mengapa nyalinya ciut pas hari H, xixi. Jadi krucil malah blas nggak ikut lomba seni budaya, padahal ada lomba membaca cerita, puisi dan menyanyi.
Eh, tapi dia ikut lomba mewarnai dan Alhamdulillah dapat hadiah juara harapan 2.

Krucil juga tampil di ketangkasan beregu, estafet bendera dan estafet bola keranjang. Yeaay juara 1. Dari lomba-lomba ini krucil belajar untuk jadi anggota team yang bisa bekerja sama. Dia juga tahu bahwa ada trik, taktik dan usaha untuk bisa menjadi yang terbaik.


Ikut lomba yang selalu nge-hits di acara pitulasan dong, xixixi lomba makan kerupuk, yeaay


Pokoknya banyak ikutlah, lomba sepeda hias dan jalan sehat juga.





Akhirnya, rangkaian pitulasan ditutup dengan ngumpul nobar dan penerimaan hadiah. Alhamdulillah, senangnya. Semoga banyak manfaat yang didapat ya. Disimpan di sini tuk kenangan kebahagiaan dan semangat merdeka, ahaha.

Note : foto  dokumentasi lomba 17an RW (diambil dari FB panitia).
Senang bisa ikut bergembira ria.
Terima kasih panitia. 





Jumat, 06 Juli 2018

LULU MEMANG LUCU

Sabtu, beberapa waktu lalu, si Pa' harus ke Cianjur. Nak wedok heboh pengin ikut. Jadilah nebeng si Pa' sampai Cimory Riverside Puncak. Tujuannya sih pengin pepotoan menikmati Museum Lulu (Lukisan Lucu).
Tiket masuknya 40 ribu saat Weekend dan tiketnya dapat ditukar dengan 1 Chocomory.

Ini 3D Art Trick Museum ke 4 yang kami datangi setelah De Mata di Jogja, di Ancol, dan 3D Art di Semarang. Lulu ini termasuk kecil, tapi lumayan mewakili Cimory dengan banyak lukisan sapi 😀

Kenapa sih nggak bosen ke 3D Museum, yang tiket masuknya bisa dibilang nggak murah ?  Di 3D museum ini intinya mengapresiasi karya dan belajar menerjemahkan lukisan menjadi foto 3D yang amazing. Perlu penghayatan dan imajinasi tinggi untuk menghasilkan foto keren. Kadang sekali jepret udah pas, tapi adakalanya harus diulang-ulang buat ngepasin. Nggak gampang juga, meski ada contoh dan tanda buat ambil fotonya 😊 Moment ini menuntut kesabaran, saling mengerti dan akhirnya kami akan ketawa2 dan terhibur saat melihat foto-fotonya. Ahaha Lulu memang lucu.

Ini foto kami berdua. Gantian motret plus minta tolong dipotretin petugasnya 😁 Foto2 yang agak sulit penjiwaannya, dan emak pun merasa gagal 😴

Minggu, 24 Juni 2018

SEMOGA MAKIN CINTA

Hakikat hari raya adalah bagi orang2 yang senantiasa bertambah taat.
Kebiasaan2 baik Ramadhan harus terus dilakukan dan makin meningkat.
Kita perlu waspada/khauf karena musuh bebuyutan (setan) kembali dilepaskan tapi insyaa Allah kita sudah lebih kuat. Bukankah Ramadhan adalah bukti prestasi kita menjadi pribadi yang mampu mengendalikan hawa nafsu ?

Ini status saya di FB, tahun 2016 : Alhamdulillah, tahun ini, puasa Anggita udah kayak anak gede. Kaleem :)
*Semoga kau semakin mencintai Allah, mencintai semua ibadah yang diperintahkan Allah, dan Allah pun cinta padamu, Nak, aamiin.

Kutipan artikel AJC Weekly News Oct 2004 ini jleb buat pengingat."Melatih balita berpuasa bukan untuk 'gagah2an' atau mendapat pujian. Tujuan utamanya mempersiapkan anak untuk mencintai semua bentuk ibadah yang diperintahkan Allah.
Jadi yang penting bukan hasil, tapi rasa cinta/suka. Bukankah kita akan berusaha melakukan sesuatu kegiatan yang kita sukai atau kita bersedia menjalankan perintah Allah karena kita cinta Allah.
Nyatanya memang benar pepatah ulama "Tunas yang bengkok akan mudah diluruskan tp batang yang bengkok jika diluruskan akan patah."

Anggita juga ikut kegiatan Kampung Ramadhan, dari mulai Tarhib, Cetar, lomba hafalan surat pendek dan cerdas cermat. Berharap krucils mengingat ini dan terus termotivasi untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat sekaligus mendekatkan pada Allah, aamiin