Minggu, 08 Desember 2013

MOMEN SPESIAL



“Mama, nanti kita ke taman kupu-kupu lagi ya.”
Taman kupu-kupu adalah nama karangan Anggita untuk menyebut sudut tanah kosong yang ditumbuhin rumput dan bunga-bunga liar di dalam lingkungan perumahan kami. Kalau sekarang sih ada lagi taman kupu-kupu, yaitu taman di Blok O-P yang indah, penuh dengan warna-warni bunga kertas.
 
Semuanya berawal dari hobby jalan pagi. Suatu ketika, pas jalan-jalan, kami melihat beberapa kupu-kupu beterbangan di situ. Tanpa saya sangka, Anggita, balita 3,5 tahun ini kegirangan dan antusias berkata
“Mama, kita menemukan taman kupu-kupu. Kupu-kupu senang bunga kuning itu..”
“Papa sih, bunga di rumah Anggita dipotong, jadi kupu-kupunya sedih, dia nggak main di taman Anggita, tapi main di sini ya, Ma.”
“Iya..” saya tersenyum sambil mulai tergoda untuk memotret kupu2 yang beraneka warna.”
Saking antusiasnya saya lupa bahwa pastilah kupu-kupu akan terbang bila didekati.




“Yach, terbang deh, Mama nggak bisa fotoin kupu-kupunya.” Kata saya sedikit kecewa.
“Mungkin kupu-kupunya kaget, jadi mama harus mengendap-endap untuk bisa memfotonya.” Kata Anggita yang membuat saya tersenyum dan kagum dengan  kosa kata “mengendap-endap” dan solusi yang ditawarkannya.
Apalagi gayanya menasehati “Nggak usah dikejar Ma, dia lebih cepat terbang jauh !”
“Bagaimana kalau mama pakai bunga begini, seperti aku, nanti kupu-kupu itu mungkin akan datang ke Mama.”

Inilah salah satu kegiatan yang kami lakukan saat jalan-jalan. Anggita selalu suka dan ceria menikmati aktivitas jalan-jalan pagi. Jalan-jalan pagi ini jadi momen spesial bagi kami karena meskipun hampir sama rutinitasnya tapi ternyata selalu ada banyak hal-hal menarik  baru yang kami temui hingga tak membosankan
Anggita kuat jalan lho, dan nggak pernah rewel karena lelah/bosan. Kalau lelah, Anggita akan berhenti untuk main ayunan.Berayun-ayun, atau memandang dari ketinggian sepertinya menjadi hal menakjubkan buat si kecil, tapi adakalanya kami istirahat duduk-duduk sambil melihat sekitar bahkan memandang awan. Anggita sangat suka mengamati bentuk awan, dan kadang lucu juga mendengarnya berkata, itu awan bentuk hati, seperti kelinci, dinosaurus, dan kami merasa bahagia bisa cerita sambung menyambung sambil memotretnya.
 
Interaksi anak dan orang tua sangat penting. Jalan-jalan pagi bisa jadi momen spesial bagi mama dan anak bila itu dilakukan dengan sepenuh hati. Selain membuat badan sehat, jalan pagi juga membuat hubungan mama-anak makin dekat dan membuat bahagia. Saat jalan pagi bersama anak, bisa jadi saat yang tepat bagi mama untuk menunjukkan cara menjadi aktif dan kreatif, misal memungut bunga dan daun kering yang jatuh dan menjelaskan, tentang apa saja yang bisa dibuat dari daun dan bunga tersebut, seperti dirangkai jadi mahkota, dan sebagainya. Biasanya anak akan meniru dan kemudian mendapat ide lain dari bahan tersebut. 
 


Bagaimana pun orang tua/mama adalah role model yang akan ditiru anak.
Saat jalan-jalan/ duduk beristirahat berdua mama juga punya kesempatan untuk benar-benar “mendengarkan” anak. Menjawab pertanyaan anak, memenuhi rasa ingin tahu dan penasaran anak dengan jawaban yang baik serta penuh kesabaran. Sebaliknya Mama juga bisa menanyakan sesuatu yang menarik minat anak. Misalnya saat si kecil berkata :

“Lihat, Ma,ada kucing kecil !”.
“Oh, iya, sedang apa ya dia ?”  Saya suka memberi pertanyaan terbuka agar Anggita terpancing mencari jawaban dan terbiasa bercerita, bahkan dia bisa berimajinasi, seperti jawaban Anggita ini
“Kucing kecil itu sedang cari makan, atau mungkin lagi cari-cari mamanya.”
“Oh, sedih ya, kemana ya induknya ?” (Saya sengaja mengganti kata mama dengan induk)
“Mungkin yang tadi barusan lari, kan warnanya sama.” (Anggita sudah bisa berpikir dan beranalogi yang warnanya sama itu induknya)

Pertanyaan terbuka akan mendorong anak untuk menganalisa sesuatu sesuai kemampuan dan rentang usianya, dan ketika kita menanggapi/ mengapresiasi jawabannya, anak akan makin percaya diri, dan tertantang untuk terus bercerita sesuai dengan apa yang dia pikirkan dan rasakan.

Sebaiknya tak usah mempermasalahkan jawaban yang berbeda dan tak biasa.
Dengarkan pendapat anak, jangan menyalahkan, memotong dan meremehkan, meskipun jawaban atau kalimat yang keluar dari mulutnya seringkali terdengar lucu dan aneh di telinga kita. Perhatikan semua celotehnya dan coba berdiskusi untuk memperluas wawasannya.  Membiarkan anak bercerita dan mengungkapkan apa yang ada di hati dan pikirannya adalah langkah awal dukungan kita agar anak percaya diri dan selanjutnya akan menjadikannya anak aktif dan kreatif

Anak akan meningkat rasa percaya dirinya karena kita mendukung, mendengarkan, memperhatikan sungguh-sungguh aktivitasnya. Rasa percaya diri ini akan menjadi tonggak utama kreativitas anak

Menurut Dra Lina E Muksin, M.Psi seorang Psikolog & HR Consultant, beberapa ciri anak kreatif adalah : selalu ingin tahu, minatnya sangat luas, percaya diri, berani mengeluarkan pendapat, berani beda, berani mengambil resiko, spontan dan petualang. 

Ada hipotesis yang mengatakan bahwa anak cerdas belum tentu kreatif, tetapi anak kreatif sudah pasti cerdas, dan kabar bahagianya adalah semua anak mempunyai potensi kreatif, jadi kreativitas anak bisa ditumbuhkan dan dikembangkan 

Masalahnya sekarang tinggal kita sebagai orang tua, dan juga budaya keluarga sebagai lingkungan terdekat anak mendukung anak menjadi anak aktif dan kreatif atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar